18 Juni 2018
Seperti halnya manusia dewasa lainnya, pagi itu gue bersiap menuju kantor dengan muka yang melas. Entah kenapa hari itu gue lebih memilih naik subway yang notabene lebih cepet sampai ke kantor ketimbang bus yang biasanya gue pilih karena bisa tidur sejenak sebelum memulai aktifitas yang tidak disukai siapapun.
Sekitar pukul 8:25 gue udah duduk manis di samping pintu gerbong nomer 4 menanti waktu keberangkatan kereta subway.
Bersama dengan manusia lainnya, gue memilih untuk memandangi layar kecil dari hp untuk mengecek update-an kawan-kawan lama di Indonesia. Saat lagi asik lihat-lihat story instagram yang masih bernuansa lebaran saat itu, alarm hp tiba-tiba bunyi dengan suara keras dan muncul tulisan bahwa gempa akan datang.
Selang beberapa detik setelah alarm berbunyi, kereta bawah tanah yang lagi gue naikin (?) berguncang kencang…. Pelajaran yang gue dapet dari kecil itu, kalau ada gempa yaa kita harus lari keluar gitu yaa. Dengan wajah super panik gue berdiri dan bersiap untuk lari keluar dari platform subway yang tentu saja ada di bawah tanah…..
Sayangnya ketika gue panik berdiri, gue tersadar. Orang disekitar gue gak ada yang berdiri. Mereka malah dengan santainya matiin alarm dan membiarkan diri mereka berguncang mengikuti irama (?) gempa yang sedang berlangsung saat itu. Emang suka gitu ya manusia, kalo liat yang lain gak gerak yaa gak gerak juga. Jadilah gue memutuskan untuk duduk lagi ketimbang lari panik keluar dari stasiun…. Tapi tetep sih dalam hati baca baca doa gitu kalo kalo kan…….
Setelah guncangannya berhenti, kereta pun mulai jalan.
Dengan jantung yang masih dagdigdug, gue cuma bisa baca ayat kursi biar hati ini tenang. Pokoknya pasrah daaaah toh di bank juga uangnya tinggal remah-remah. Dan alhamdulillah gue sampai dengan selamat di kantor.
Setibanya di kantor, ternyata rekan2 kerja gue banyak yang belum dateng. Kereta mereka berhenti di tengah jalan dan ternyata gempa yang barusan gue rasain itu juga memakan korban khususnya di daerah Osaka. Bahkan ada beberapa yang meninggal dan luka-luka gitu. Turut berduka cita buat mereka 🙁
Terus nih subway line yang gue naikin juga ternyata kereta terakhir yang beroperasi saat itu. Entah beruntung atau buntung karena gue tetap harus menghabiskan 8 jam di kantor sedangkan mereka yang terjebak mendapat libur gratis. Yang manapun itu gue memutuskan untuk makan ice cream sebagai sarapan. Kenapa? Ye emang karena gue pengen makan itu sih yee wkwk. Duhh garing maafin yaa xD
Anyway, pelajaran yang gue dapat pada hari itu adalah kalau gempa mending gausah nyontohin orang sini tapi langsung ikutin insting untuk lari keluar gerbong. Untung aja kan hari itu gue gak lari tetep selamat, coba kalau itu stasiun subway runtuh karena gue ikut-ikutan orang-___- kan gak lucu yaaa.
Sekian~
Comment