Language Barrier
Hal yang paling sulit dan tidak terduga ketika tinggal di Jepang yang paling pertama adalah adanya language barrier.
Untuk kalian yang bisa berbahasa Jepang, tentu saja hal ini tidak akan menjadi masalah dan kalian akan bisa berkomunikasi dengan lancar untuk keseharian. Namun untuk kalian yang datang ke Jepang dengan tujuan untuk belajar bahasa dari nol, hal ini menjadi suatu kesulitan tersendiri.
Selain itu, untuk bisa beradaptasi dengan gaya bicara dan manner orang Jepang pun tentunya memakan waktu.
Kenapa akan sulit? Karena pada kesehariannya Jepang menggunakan ketiga jenis aksara seperti Hiragana, Katakana dan Kanji. Terlebih lagi mayoritas penduduk di Jepang ini jarang sekali ada yang bisa berbahasa Inggris.Selain itu, masih banyak menu di restoran yang masih menggunakan bahasa Jepang untuk penulisannya tanpa ada menu bahasa Inggris meskipun jika dibandingkan 20 tahun yang lalu sudah mulai lebih berkembang.
Tapi tenang saja, meskipun kamu tidak bisa berbahasa Jepang dengan sempurna, tidak akan ada orang Jepang yang akan marah ke kamu. Akan tetapi, untuk kamu yang yang ingin mencari kerja di Jepang, bisa berbicara bahasa Jepang dengan lancar dan benar adalah hal yang sangat diutamakan.
Oleh karena itu, tinggal di Jepang dan belajar bahasa Jepang keseharian dengan orang sekitar adalah salah satu cara belajar bahasa yang tepat.
Untuk dapat cepat lancar dalam berbahasa Jepang, memiliki teman Jepang merupakan hal yang sangay membantu kamu. Selain itu kamu juga bisa mencoba belajar dengan media game atau anime.
Mencari Apato di Jepang
Rumah/apartemen (apato) yang bisa disewa orang luar negeri masih terbilang berada di jumlah yang terbatas di Jepang.
Hal ini di karenakan untuk dapat menyewa rumah/apato di Jepang dibutuhkan seorang 「保証人(hoshonin)/guarantor」. Guarantor ini dibutuhkan apabila suatu saat ada masalah atau kamu kesulitan membayar uang sewa, mereka akan menagih kepada guarantor kamu ini.
Untuk orang Jepang, biasanya keluarga khususnya orang tua yang akan menjadi guarantor mereka ketika menyewa rumah/apato. Sedangkan orang luar negeri yang datang ke Jepang ini orang tuanya tidak tinggal di Jepang, oleh karena itu dibutuhkan orang Jepang sebagai guarantor kamu menyewa rumah/apato. Sayangnya untuk mencari seorang guarantor orang Jepang ini sangat susah, dan tidak banyak dari mereka yang menolak untuk dijadikan guarantor.
Oleh karena itu, rumah/apato yang dapat disewa orang luar negeri harus yang bisa disewa tanpa guarantor sehingga rumah/apato yang dapat disewa menjadi terbatas.
Selain itu, rumah/apato yang disewakan ini kebanyakan sempit dan tergantung daerah. Contoh apabila kamu mencari di daerah perkotaan harganya akan menjadi mahal tapi sempit. Kalo kalian mencari di daerah yang agak sedikit jauh dari perkotaan harganya bisa jadi lebih murah dengan luas rumah/apato yang sedikit luas.
Jalur Kereta Yang Memusingkan
Berikut adalah peta jalur kereta di Tokyo yang merupakan kota tersibuk di Jepang. Selain Tokyo, kota besar lainnya juga hampir-hampir miriplah dengan jalur kereta ataupun bis. Selain itu seperti terlihat dibawah, sulit sekali membedakan jalur kerta dan jalur bis yaa. Tapi jangan khawatir, orang Jepang yang pertama kali pergi ke kota-kota besar ini juga ternyata bisa nyasar di jalan juga lhoo.
Selain itu, dengan banyaknya jalur kereta tentunya perlu transit di sebuah stasiun untuk bisa tiba di suatu tempat dong yaa. Ini juga yang sedikit membingungkan tidak hanya untuk orang Jepang, turis maupun orang luar negeri yang tinggal di Jepang. Kemudian ada juga jenis kereta cepat yang tidak akan berhenti di stasiun tertentu meski jalurnya sama dan sebagainya. Untuk bisa sepenuhnya terbiasa dengan sistem transportasi Jepang diperlukan waktu 2~3 tahun lhoo.
Dan tentu saja pada jam-jam rush hour kereta-kereta ini akan dipenuhi dengan para penumpang. Hal ini juga merupakan salah satu masalah yang terjadi di perkotaan di Jepang.
Harga Taksi Yang Mahal
Harga transportasi di Jepang jika dilihat secara keseluruhan memang termasuk mahal, satu diantaranya adalah taksi.
Ketika naik taksi di Jepang, argo awal yang tertera adalah sekitar 400〜600yen(Rp. 52.000〜78.000. Dari situ argo akan bertambah sesuai jarak dan waktu yang ditempuh untuk sampai ke tujuan.
Selain itu di Jepang tidak ada service seperti GOJEK atau GRAB atau Uber yang memang ada larangan beroperasi dari pemerintahan. Oleh karena itu, transportasi mobil umum hanya ada taksi saja.
Alasan kenapa Uber dan semacamnya dilarang di Jepang selain dari aturan pemerintah adalah karena orang Jepang kurang suka naik ke mobil orang yang tidak dikenal dan kurang terpercaya seperti taksi.
Kemudian dengan meningkatnya turis asing yang datang ke Jepang, sekarang pun tersedia beberapa supir taksi yang bisa berbahasa sedikit bahasa Inggris. Dan yang terbaru adalah munculnya aplikasi untuk memanggil taksi walaupun masih tersedia hanya dalam bahasa Jepang.
Sulit Untuk Membuat Kartu Kredit
Untuk pembayaran yang dilakukan dalam keseharian seperti belanja online, tagihan listrik, gas, kuota handphone dan sebagainya biasanya Jepang lebih mudah dan prefer menggunakan kartu kredit. Selain mendapat poin terdapat banyak promo yang diberikan oleh perusahaan kartu kredit tersebut.
Akan tetapi, untuk orang luar negeri akan sedikit sulit untuk lolos dalam pemeriksaan untuk pembuatan kartu kredit. Hal ini dikarenakan ada beberapa oknum kurang bertanggung jawab yang pulang ke negaranya tanpa melunaskan tagihan kartu kredit tersebut.
Oleh karena itu, untuk kalian yang akan atau ingin membuat kartu kredit bisa coba menggunakan kartu kredit yang biasa digunakan orang luar negeri untuk menghindari penolakan saat mendaftar.
Wi-Fi GRATIS = JARANG
Untuk masalah yang satu ini, biasanya sering dirasa sulit oleh turis yang berkunjung ke Jepang.
Jepang memang masih belum banyak memberikan service Wi-Fi gratis (kecuali di restoran dan tempat yang mengharuskan kamu membeli dulu). Kalaupun kamu menemukan Wi-Fi gratis biasanya mereka akan meminta kamu untuk memasukkan alamat e-mail atau nomer hp atau data pribadi lainnya. Jadi aku sarankan untuk menyewa Wi-Fi selama berada di Jepang.
Untuk kalian yang di Jepang bukan sebagai turis tetapi untuk tinggal di Jepang, ada baiknya untuk melakukan kontrak dengan provider.
Untuk daerah Tokyo, berkat terpilihnya sebagai tuan rumah Olimpiade 2020 ,endatang, akan ada kemungkinan membuat area free Wi-Fi.
Kesimpulan
Jepang merupakan salah satu destinasi liburan yang memiliki banyak pengunjung karena memiliki berbagai macam spot menarik dan kaya akan kebudayaan. Sebaliknya, untuk kalian yag tinggal di Jepang, mungkin seiring dengan berjalannya waktu akan ada berbagai masalah yang muncul yang berakibat homesick dan sebagainya.
Dengan artikel ini, aku berharap dapat membantu kalian yang sedang kesulitan di Jepang. Memiliki teman di Jepang juga dapat membantu kalian menghadapi berbagai kesulitan. Kalian yang ingin bertaya juga bisa lansung menghubungi melalui Instagram.
Comment